Rabu, 04 November 2009

harmoni, pentatonik scale dan pengaruhnya pada perkembangan musik pop (cat kecil bag: V,)

Dalam istilah musik secara umum harmoni lebih diartikan adalah sebagai suatu keseimbangan yang terdapat dalam sebuah musik, dalam kehidupan sehari-hari istilah harmoni begitu dekat dengan kehidupan ini, banyak orang mengatakan sesuatu yang seimbang atau berimbang adalah sesuatu yang harmonis, sebagai contoh: dalam kehidupan sosial kita harus saling menghargai perbedaan, perbedaan status sosial, agama, ras ,bangsa, pandangan politik sehingga dapat tercipta keharmonisasian. Harmoni sebagai suatu peristiwa kait-mengait di dalam musik memiliki gaya dan aturan sendiri-sendiri atau lebih di kenal dengan istilah estetika harmoni, setiap jaman dalam musik barat, harmoni memiliki aturan-aturan sendiri sebagai ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang ketika akan mempelajari satu gaya harmoni di dalam sebuah jaman. Seperti contoh, harmoni jaman baroq memiliki aturan-aturan sendiri dan aturan itu telah menjadi pembakuan di dalam harmoni jaman barok, aturan ini merupakan suatu consensus yang harus di ikuti sebagai syarat utama di dalam mendalami estetika musik barok tersebut. Pada perkembangannya harmoni mengalami banyak revolusi bukan hanya sekedar persoalan rangkaian melodi secara horizontal namun mulai berkembang ke susunan melodi secara vertical, perkembangan ini tidak lepas pula dari perkembangan musik secara instrument, ketika piano diciptakan dan ketika para composer melakukan inovasi dan ketika terjadi alkulturisasi budaya maka harmonipun mengalami perkembangan lebih komplek lagi. Pada tuliosan ini kami akan mencoba untuk memaparkan suatu bentuk harmoni yang terjadi karena proses alkulturasi budaya yaitu harmoni blues. Harmoni blues ini kemudian berkembang dan menjadi begitu berpengaruhnya terhadap musik industri sekarang ini, semua musik industri yang berkembang saat ini adalah akibat pengaruh dari harmoni blues yang terjadi karena adanya alkulturasi budaya yang terjadi di benua amerika, tepatnya amerika serikat. Pengaruh perbudakan yang terjadi di masa lalu di Amerika dapat dikatakan merupakan awal dari perkembangan harmoni ini, maka sebelum penulis memaparkan tentang bentuk dan gaya harmoni blues tersebut tentunya harus di mulai dari sejarah awal perkembangan harmoni blues.
II. Blues sebagai musik modal
Pada awalnya musik blues merupakan musik vokal yang dibawakan oleh budak negro Amerika, ketika terjadi perbudakan di Amerika budak negro sambil beristirahat mereka selalu bernyanyi untuk menghibur diri. Suatu ekspresi murni dan utuh merupakan ciri dari musik blues, suatu ekspresi penderitaan dan tangisan yang di wakilkan dalam bentuk nyanyian, musik blues dapat dikatakan sebagai salah satu sumber dari musik popular abad ke 20, walaupun pada awalnya kaum kulit putih tidak mengakui hal ini. Pada kenyataannya musisi blues sering tampil sebagai solois (iringan sendiri), sebagai suatu seni pertunjukan, artinya dari peilaku ini dapat dilihat suatu citra keterpencilan, suatu citra keterasingan dalam penderitaan pada setiap musisi blues dan kemudian sikap ini menjadi suatu ciri khas blues sebagai suatu seni pertunjukan.
Akan tetapi kekuatan ekspresi ini kemudian lambat laun menjadi lemah setelah mereka merasa terbebas dari perbudakan, rasa kebersamaan diantara mereka sebagai manusia senasib kemudian memperlemah persatuan dan kesatuan diantara mereka, mereka telah mulai hidup secara individual, masing-masing terpaksa mencari kehidupan sendiri dan modal hidup sendiri untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menyebabkan timbul suatu proses perjuangan eksistensial antara kaum negro dan buruh-buruh ras putih, sekaligus diantara kaum negro sendiri, hal ini juga menjadi ciri keterpencilan yang kemudian menjadi ciri khas musik blues sebagai seni pertunjukan. Pada umumnya, blues diartikan sebagai suatu kerangka harmoni tertentu, yaitu 1…IV.I.V IV I. (12-BAR-BLUES). Artinya , konsep Blues dikaitkan dengan konsep musik tonal diatonik. Dari suatu sisi, (terutama berhubungan dengan transformasi ke dalam musik Jazz), struktur ini memang digunakan secara tonal, namun tradisi musik blues asli sebenarnya jauh lebih berbau modal, bahkan berhubungan dengan intonasi murni (septim yang lebih rendah dibandingkan dengan septim “well-tempered” dalam konteks diatonik). Kenyataan ini dapat dibuktikan dengan urutan harmoni V,IV yang memperlemah kesan musik tonal, sekaligus memperkuat kesan modal antara tingkat I dan IV. Perlu diketahui bahwa pada awal perkembangan musik Blues bentuk kerangka harmoni ini tidak merupakan ke-khasan untuk musik Blues, struktur harmoni ini berkembang pada tahun 20an di kota-kota besar (city-Blues). Untuk lebih menjadi gambaran tentang pengaruh pentatonic blues sebagai musik modal dapat kita lihat pada jenis musik jazz modal. Perkembangan musik jazz dimana unsur pentatonik blues merupakan salah satu yang mempengaruhi secara filosofis sebagai musik modal awalnya dapat kita terangkan seperti di bawah ini:
Modal jazz adalah jazz yang dimainkan menggunakan mode musikal dibanding pergerakan chord . Ketika para musisi berbicara tentang cara atau mode dalam jazz , mereka seringkali mengartikan berdasar tujuh modes (seven modes based) dalam skala major. Penulis lebih suka untuk memperlakukan tiap mode tetap dalam posisinya Biarpun dalam mengenal konsep ini tidak salah untuk mengambil skala mayor dan memainkan tiap not dalam pergerakan mode tonic . Cara yang digunakan Modal Jazz tapi pemahaman tentang mode seringkali dapat juga membantu belajar improvise didalam perubahan chord . Hal penting untuk memahami pendekatan ini hanya dapat digunakan sebagai awal untuk belajar improvisasi melodi .
Pemahaman mengenai modal jazz membutuhkan pemahaman pengetahuan dari mode musikal . Mode adalah skala ketujuh yang digunakan dipertengahan musik tapi kembali digunakan oleh komposer seperti Claude Debussy dan sering juga digunakan komposer abad 20 . Pada be-bop seperti juga pada hard bop musisinya menggunakan chords untuk menampilkan background mendampingi solois . Sebuah lagu dapat saja mulai dengan tema yang menggambarkan pengenalan chords yang digunakan solois . Chords ini dapat berulang diseluruh lagu ketika solois akan memainkan bagiannya . Di 1950an improvisasi bersama chords menjadi sesuatu bagian yang dominan dari para musisi jazz pemain musik melakukan improvisasi hanya dalam bentuk brokenchord, yaitu : wilayah improvisasi berdasarkan kerangka chord saja dan sudah direncanakan untuk dimainkan . Mengkreasikan perubahan solois menjadi lebih variatif sangatlah sulit, karena terbelenggu oleh bentukkan chord .
Diakhir Tahun 1950 musisi bingung atau frustasi dengan chords yang berulang, mereka mencoba dengan pendekatan modal (yang berhubungan dengan perasaan) . Mereka tidak menulis lagu menggunaka chords tapi malah menggunakan skala modal . Ini berarti bassis sebagai contoh (instance) tidak harus bergerak dari satu not penting dalam chord ke not yang lain - selama mereka tetap pada skala yang digunakan dan mementingkan not yang benar dalam skalanya mereka sebenarnya dapat bergerak kemana saja . Pianis sebagai contoh yang lain tidak harus memaikan chord atau variasi chord-nya tapi bisa melakukan apa saja selama dia tetap pada skala yang digunakan . Solois juga punya keleluasaan dalam melakukan improvisasi .
Pada kenyataannya cara yang diambil solois di dalam mengkreasikan perubahan perubahan solonya secara dramatik dimulai sejak kedatangan modal jazz . Sebelumnya tujuan solois bermain solo untuk mengepaskan dengan set chordnya . Bagaimanapun dalam modal jazz solois harus mengkreasikan melodi dalam satu chord yang mungkin potensial menjadi membosankan bagi pendengarnya . Oleh karena itu tujuan musisinya membuat melodi sama menariknya . Modal jazz dalam esensinya adalah kembali kemelodi .
Hal yang penting untuk diketahui adalah kesempatan bassis dan pianis untuk bergerak pada not diskala yang tidak cocok dengan chord utama dari skalanya . Sebagai contoh dalam skala Ionian C adalah not utama . Not yang lain sebagai contoh B tidak cocok dimainkan dengan C ini tidak mungkin digunakan diluar lagu modal jazz yang ditulis dalam C ketika memainkan chord C . Dalam lagu modal itu mungkin yang berarti not yang dimainkan tidak dikenali sebagai bagian dari C mayor .
Di dalam karya modal jazz komposisi yang penting adalah "So What" oleh Miles Davis dan "Impressions" dari John Coltrane . Kedua komposisi ini dimainkan dalam tangga nada Dorian yang berarti dimainkan minor . Keduanya sama sama menggunakan bentuk AABA dan pada D dorian untuk bagian A dan memodulasikan naik setengah ke Eb Dorian untuk bagian B nya . Di album King of Blue nya Miles Davis satu yang dapat dipandang sebagai explorasi modal jazz Ini album yang penting dan menonjol serta album jazz klasik .
Improvisasi dalam konteks modal salah satu pemusiknya harus memulainya dalam skala yang spesifik sebagai contoh dalam D dorian: D, E, F, G, A, B, C, D . Tapi satu yang harus diingat adalah kemungkinan untuk mengambil sejumlah not dari skalanya (dan tidak semua) untuk mengkreasikan dalam skala yang lebih kecil atau pilihan dalam berimprovisasi
Sebagai contoh dalam D dorian salah satu harus memainkan not dari D minor triad (tiga serangkai) (Dalam kenyataannya ini adalah yang dilakukaan Miles Davis diimprovisasinya (to begin with?)) atau salah satu musisinya konsisten memakai triads yang ada dimodanya. (C maj, Dmin, Emin dll.) . Yang pasti adalah jika musisi memilih triad yang upper structure triad (struktur diatasnya atau lebih tinggi) dari chordnya, musisi akan mendapat tekanan lebih disana . Musisi mungkin juga menggunakan banyak pentatonic yang berbeda dalam skalanya seperti C pentatonik F pentatonik dan G pentatonik . (Not yang agak tidak harmonis seperti A minor D minor dan E minor pentatonik dimainkan berturut turut) . Sebagai pilihan itu tampak seperti batas not yang dapat meluaskan pilihan improvisasi untuk pemain dalam pendekatan modal jazz .
III. PENTATONIK BLUES DAN PENGARUHNYA PADA MUSIK POPULAR
Pentatonik blues merupakan suatu notasi yang menjadi ciri khas dan begitu kuat pengaruhnya di dalam perkembangan musik popular masa kini.Skala pentatonic sesungguhnya terdapat di setiap wilayah dunia, sebagai contoh: musik tradisi Jepang dan China menggunakan skala pentatonik yang mirip dengan pentatonik blues namun gaya pengolahan secara melodi saja yang berbeda.Selain gaya di dalam permainannya berbeda juga terdapat not sisipan yang menjadi kekhasan pada pentatonic blues, yaitu adanya Blue not, blue not ini merupakan suatu not lintas yang menjadi karakteristik tersendiri didalam pentatonic blues, skala pentatonic ini kalau kita tuliskan secara tingkat adalah: 1-2-3-5-6-1 dan jika dibuat dalam bentuk notasi dan dimainkan pada kunci C maka menjadi C pentatonic, seperti di bawah ini :

Susunan skala pentatonic di dalam pergerakan akord C major yaitu geraqkan I-IV-V dapat kita gunakan pentatonic C dengan pengolahan sendiri, kita bisa memulai dari C atau not mana saja namun tidak terlepas dari skala pentatonic tersebut, keterkaitan di dalam istilah harmoni ketika kita menggunakan skala ini merupakan hal yang paling aman dilakukan, gambar dibawah ini skala tk I.IV.dan V pentatonic di tambah dengan bentukan akord sebagai harmoni dari d minor, yaitu :

Dari bentukan harmoni diatas dapat kita lihat, bentukan kord d minor sebagai kerangka harmoni dari C major, dengan menggunakan pentatonic tingkat I,IV dan V bisa dibuktikan tentang bagaimana fleksibelitasnya skala pentatonic blues di dalam gerakan harmoni tonal, artinya: semua tingkat dapat kita gunakan sesuai dengan pengolahan yang kita inginkan. Akord sebagai kerangka harmoni dapat kita kembangkan secara luas, seperti didalam kerangka harmoni musik jazz yang begitu banyak dengan voicing, skala dapat digunakan secara sederhana saja, bentukan harmoni dalam kord voicing hanyalah untuk memberikan bukaan lebih luas saja, seperti contoh di bawah ini :

Kord G7 sebagai kerangka harmoni adalah sebagai ruangan yang memberikan kesan lebih luas saja, dalam kord G7 tersebut melodi yang digunakan hanyalah gerakan tk I,IV,V pentatonic. Didalam contoh tersebut bentuk melodinya masih berurutan sesuai dengan tingkat , pada kenyataannya kita bisa memulai dari nada apa saja , asal tidak keluar dari susunan nada pentatonik tersebut. Pengaruh pentatonic blues didalam perkembangan musik popular dunia saat ini begitu kuatnya, sebab kerangka harmoni blues yang berawal dari istilah 12 bar blues begitu sangat berpengaruh terhadap hampir seluruh musik pop dunia saat ini, lagu popular apapun yang sedang trand saat ini selalu merujuk kepada kerangka harmoni 12 bar di dalam musik jazz demikian juga walaupun tidak sama persis, sebagai contoh 12 bar blues dapat kita lihat seperti karya di bawah ini :

Kerangka harmoni blues 12 bar merupakan suatu kerangka harmoni yang terdapat gerakan TK I,IV dan V sebanyak 12 bar, kemudian kembali..terjadi pengulangan terus menerus, kerangka ini merupakan ibarat ruangan dimana penyanyi atau pemain musik instrument dapat bereksplorasi dengan menggunakan skala pentatonik blues begitu luas. Pada musik popular kerangka harmoni ini mengalami banyak modifikasi’, musik blues secara chord banyak menggunakan septim, dengan menggunakan kord major 7 memang secara harmoni ruangan dan kesempatan untuk melakukan bukaan harmoni terasa cukup luas, . Pemain bass dapat membuat variasi nada-nada yang ada pada kord gitar yang sedang dimainkan oleh pemain gitarnya. Misalnya jika pemain gitar sedang memainkan kord C mayor maka pemain gitar tidak harus membunyikan nada C juga, tetapi dia bisa memvariasikan nada yang ada pada kord C mayor yaitu C E G. Artinya dia juga bisa membunyikan nada E ataupun nada G saat pemain gitarnya memainkan kord C mayor.
Hal ini akan memperkaya harmoni lagu yang kita buat atau mainkan.
Perlu diperhatikan juga pada popular harmony, Chord diminished jarang sekali dimainkan dikarenakan sifatnya yang terlalu dissonant, biasanya dia digantikan menggunakan chord V dengan third on bass, misalnya pada C major harmony, chord
B diminished akan digantikan dengan chord G/B sehingga lebih terdengar manis.
kemudian bagaimanakah bentuk septim tersebut , dapat kita lihat pada keterangan berikut ini : Jika kita susun tangga nada C mayor dengan menggunakan harmoni mayor 7 maka akan menghasilkan bentuk akord sebagai berikut
I = C E G B = 1 3 5 7 = Major 7th
II = D F A C = 1 b3 5 b7 = minor 7th
III = E G B D = 1 b3 5 b7 = minor 7th
IV = F A C E = 1 3 5 7 = Major 7th
V = G B D F = 1 3 5 b7 = Dominant 7th
VI = A C E G = 1 b3 5 b7 = minor 7th
VII = B D F A = 1 b3 b5 b7 = minor 7th b5
Dari rumus susunan kord di atas maka kita dapat memperoleh rumus susunan kord harmoni mayor, sebagai berikut : Ima7 IImi7 IIImi7 IVma7 V7 VImi7 VIImi7(b5). Dari keterangan dan contoh kerangka harmoni major 7 diatas dapat kita lihat bahwa musik popular sekarang ini selalu berkiblat kepada gerakan harmoni blues, kajian teori harmoni modern seakan-akan selalu menjadi suatu kajian yang paling benar sehingga terjadi konvensi dalam tataran musisi bahwa gerakan harmoni yang benar adalah seperti tersebut diatas. Hal ini dapat kita buktikan dengan bagaimana pengetahuan tentang bentukan harmoni ini berkembang baik didalam dunia pendidikan maupun kajian buku-buku teori musik yang beredar di pasaran. Dengan fenomena tersebut maka tidaklah heran jika musik popular saat ini secara kerangka harmoni sangat di pengaruhi oleh gaya harmoni musik Blues.

('seonggok batu, menari-nari dipelupuk mata...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar