Kamis, 21 Januari 2010

Metode Penelitian

JENIS-JENIS PENELITIAN

Metode Penelitian

Oleh: Humam Santosa Utomo, M.AB


DEFINISI

Penelitian adalah:

• Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Cooper & Emory, 1995)

• Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta2 baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)

Metode Penelitian adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah = didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

• Rasional = Penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal shg terjangkau oleh penalaran manusia.

• Empiris = cara yang digunakan dapat diamati dengan indera manusia.

• Sistematis = proses penelitian menggunakan langkah2 ttt yang bersifat logis.

JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data.

1. Penelitian Menurut Tujuan

a. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

b. Penelitian Murni/Dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.

2. Penelitian Menurut Metode.

a. Penelitian Survey

Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yangdipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.

b. Penelitian Ex Post Facto

Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

c. Penelitian Eksperimen

Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.

d. Penelitian Naturalistic

Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.

e. Policy Reserach

Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.

f. Action Research

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.

g. Penelitian Evaluasi

Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.

h. Penelitian Sejarah

Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.

3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi

Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

a. Penelitian Deskriptif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.

b. Penelitian Komparatif

Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.

c. Penelitian Asosiatif/Hubungan

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis

Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring)


Jenis-jenis Penelitian Tujuan

Metode

Tingkat Eksplanasi

Analisis & Jenis Data

a. Murni

b. Terapan

a. Survey

b. Ex. Post Facto

c. Eksperimen

d. Naturalistik

e. Policy Research

f. Action Research

g. Evaluasi

h. Sejarah

a. Deskriptif

b. Komparatif

c. Asosiatif

a. Kuantitatif

b. Kualitatif

c. Gabungan

KRITERIA PENELITIAN YANG BAIK

Ciri-ciri karya tulis ilmiah yang baik adalah:

1. Bersifat kritis dan analitis

2. Memuat konsep dan teori

3. Menggunakan istilah dengan tepat dan definisi yang uniform.

4. Rasional

5. Obyektif

Penelitian yang baik disamping memiliki cirri-ciri di atas, juga memiliki cirri-ciri:

1. Tujuan dan masalah penelitian harus digambarkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan kepada pembaca.

2. Teknik dan prosedur dalam penelitian itu harus dijalaskan secara rinci.

3. Obyektifitas penelitian harus tetap dijaga dengan menunjukkan bukti-bukti mengenai sample yang diambil.

4. Kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan penelitian harus diinformasikan secara jujur dan menjelaskan dampak dari kekurangan tersebut.

5. Validitas dan kehandalan data harus diperiksa dengan cermat.

6. Kesimpulan yang diambil harus didasarkan pada hal-hal yang terkait dengan data penelitian.

7. Obyek atau fenomena yang diamati harus betul-betul sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan motivasi yang kuat dari si peneliti.

8. Coherency, saling kait mengkait antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, antara paragraf satu dengan yang lain, antara bab yang satu dengan bab yang lain.

Referensi:

• Cooper, Donald R. Dan C. William Emory, Alih Bahasa: Ellen G. Sitompul, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta.

• Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Jakarta

• Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta



Sumber : http://ab-fisip-upnyk.com/files/Konsep%20Dasar%20Penelitian.pdf

Senin, 18 Januari 2010

Metode pembelajaran seni musik

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN SENI MUSIK
Oleh: ustadsfahrur

Metode-metode pembelajaran musik

Menurut Mason yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi, pendidikan musik di sekolah bukan untuk menciptakan musisi-musisi profesional namun untuk mengembangkan musikalitas siswa yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan usia siswa. Pendidikan musik di tingkat dasar sebaiknya melibatkan pengalaman-pengalaman konkret yang dilakukan siswa secara mandiri sebelum menghadirkan teori-teori (prinsip praktek sebelum teori). Pengalaman-pengalaman tersebut sebaiknya melibatkan hal-hal yang disukai dan sesuai dengan perkembangan psikologis siswa.

Pandangan Dalcroze terhadap pendidikan musik adalah mengenai tiga hal yang harus dihadirkan dalam mengajar, yaitu: Eurhythmic, Improvisasi dan Solfege. Dalam Eurhythmic, siswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dengan menyeimbangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dengan gerak tubuh secara cepat dan tepat. Dalam latihan Eurhythmic, Dalcroze melibatkan improvisasi musik dan gerak tubuh. Teknik Solfege yang ia terapkan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat menyanyi dengan pitch yang tepat, meningkatkan kepekaan pendengaran dan melatih konsentrasi dan ingatan siswa.

Dalam proses pembelajaran, Kodaly menggunakan tahap-tahap praktis seperti: penggunaan tonik solfa, rhythm syllables dan hand sign atau hand singing, yang merupakan perpaduan teknik-teknik praktis yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh pendidikan musik lainnya secara terpisah. Pendidikan musik di sekolah sebaiknya dapat mengembangkan keterampilan para siswa dalam menguasai bahasa musik yang dimulai sejak usia dini, aktivitas menyanyi dengan menggunakan lagu-lagu tradisional yang dikenal siswa, dan melibatkan musik dalam pelajaran-pelajaran lain.

Menurut Orff pendidikan musik harus melibatkan improvisasi dan kreasi dalam proses pembelajaran dengan memfokuskan pada penggunaan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh tubuh dan pola-pola ritmik. Sama halnya dengan tokoh-tokoh musik lainnya, Orff menekankan pula bahwa pendidikan musik harus mendahulukan praktek atau pengalaman konkret sebelum teori. Dalam buku ‘Orff Schulwerk’ yang ia ciptakan bersama Keetman, Orff melibatkan dua aktivitas: pengembangan (expl)

Pengajaran musik di sekolah

Sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan kesenian di SMP dan SMU tahun 1994 maka pembelajaran musik di sekolah sebaiknya melibatkan aktivitas-aktivitas menyanyi, memainkan instrumen, melatih kepekaan telinga (ear training), improvisasi dan berkreasi. Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengembangkan fungsi jiwa, perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial budaya peserta didik di sekolah dan dapat dilakukan di tingkat pendidikan SMP maupun SMU sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir serta perkembangan mental dan fisik siswa.

Dalam proses pembelajaran, Gordon menyarankan teknik audiation yaitu teknik yang memotivasi siswa untuk belajar dengan cara mendengar sekaligus mamahami materi pengajaran yang disampaikan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dan pemahaman serta sensitivitas siswa terhadap melodi, interval, ritme dan birama, tonalitas dan ‘rasa’ harmoni yang merupakan dasar pengetahuan mereka untuk dapat berimprovisasi dan berkreasi secara kreatif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum di SMP dan SMU tahun 1994.

Peranan guru dalam pembelajaran musik sebaiknya tidak mendominasi proses pembelajaran di kelas. Guru diharapkan untuk menjadi fasilitator yang dapat memotivasi pengembangan musikalitas siswa, misalnya dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan bermain musik sebanyak-banyaknya, membiarkan siswa bekerja dalam kelompok kecil, membiarkan siswa bekerja dengan ide-ide mereka dan mengalami yang telah mereka miliki, memberikan batas-batas materi pembelajaran yang jelas, meningkatkan rasa ingin tahu dan pemahaman mereka tentang pelajaran musik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Selain aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, guru juga dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan di luar kelas, seperti mengadakan kerjasama dengan seniman-seniman tradisional untuk melakukan pertunjukan seni atau diskusi. Melalui kegiatan ini, siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mereka tentang kesenian tradisional yang diharapkan dapat menambah perbendaharaan pemahaman mereka dalam melakukan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran musik secara menyeluruh.

Desain pembelajaran seni musik

Desain pembelajaran I menjelaskan salah satu aktivitas yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran musik di tingkat SMP sesuai dengan kurikulum pendidikan kesenian/seni musik. tahun 1994 yang ditujukan “agar siswa mampu berkreasi bermain musik ansambel” (Kelas II Cawu 2), dan dapat mengembangkan kreasi musik sederhana dan memainkannya secara kebmpok. Aktivitas yang dilakukan dalam desain

pembelajaran I ini berhubungan pula dengan tujuan pembelajaran musik di kelas III yang bertujuan agar “siswa mampu mempersiapkan pergelaran musik (Cawu 2), khususnya dalam memainkan karya pribadi. Desain pembelajaran ini menggunakan gabungan dari beberapa metode pendidikan musik yang telah diuraikan dalam Kegialan Belajar 1 dan 2. Metode-metode yang digunakan antara lain: ‘prinsip praktek sebelum teori’ atau ‘bunyi sebelum simbol’ (Mason), Dalcroze Eurhythmic yang melibatkan perkembangan unsur mental dan emosi, fisik dan musikalitas para siswa didik, penguasaan ‘bahasa musik’ (musical literacy) (Kodaly dan Orff), dan aktivitas belajar dalam kelompok ansambel

Dalam desain pembelajaran II, metode-metode yang digunakan sama dengan yang digunakan dalam desain I namun ditambahkan dengan pengetahuan dan sensitivitas para siswa terhadap lingkungan sosial budaya di sekitar mereka. Hal ini bertujuan agar kecintaan siswa terhadap kesenian tradisional mereka dapat meningkat dan dapat melestarikannya sebagai identitas budaya bangsa di masa mendatang. Dalam desain II ini digunakan pula prinsip pengajaran dari Orff yaitu: pengembangan bunyi dan bentuk; penerapan prinsip imitasi ke tahap kreasi dengan cara mengamati, mengimitasi, bereksperimen dan berkreasi serta meningkatkan kemampuan individu untuk dapat bekerjasama dalam asambel

Sumber:http://ustadsfahrur.wordpress.com/2009/01/09/49/