Rabu, 11 November 2009

Pendidikan Seni Musik Sebagai Bentuk Pengembangan Kepribadian Anak


Oleh Zufriady


Abstrak

Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang dapat mengembangkan kepriadian anak secar langsung dan tidak langsung. Dengan belajar musik anak akan banyak mendapatkan perkembangan kreatifitas, inovatif dan rasa estetik secara mendalam. Perkembangan yang dimaksud merupakan proses yang diperlukan anak didalam kehidupannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat dilihat dari perkembangan kognitif dan psikomotor mereka dalam melaksanakan aktifitas belajar untuk kemampuan sewaktu beraktifitas dan perkembangan anak secara tidak langsung juga akan dapat mereka rasakan dalam kehidupan sehari hari dalam berinteraksi pada lingkungan mereka yang dapat dilihat dari asfek afektifnya.


Kata kunci: Pendidikan seni musik, perkembangan anak, kreatifitas, inovasi, estetis, kognitif,

psikomotor, dan afektif.

Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang tidak luput dari kehidupan manusia, setiap manusia tetap akan belajar dan selalu mencari sesuatu yang belum diketahuinya. Hal ini disebabkan oleh rasa ingin tahu dan insting seorang manusia yang selalu berkembang dengan rangsangan yang ada di lingkungannya.

Berbagai macam bentuk pendidikan yang terjadi baik secara formal maupun secara non formal. Secara formal dapat dilihat dari pendidikan yang dilakukan secara konfensional dan pendidikan non formal yang terjadi dimasyarakat dengan berbagai bentuk dan fenomena yang terjadi, seperti pewarisan dari orang tua ke pada anak, dari teman sejawat, dan pendidikan yang terjadi dari lingkungan maysarakatnya sendiri.

Dua istilah yang berkembang pada saat sekarang dalam pengembangan seni yaitu pendidikan seni dan seni pendidikan. Dalam konteknya pendidikan seni merupakan pendidikan yang berfungsi untuk mendidik dalam pendewasaan anak dan ini bersifat umum sebagai pengembangan kepribadian secara estetik. Sedangkan seni pendidikan dikelompokkan kepada pembelajaran seni sebagai membelajarkan seni secara utuh, dengan arti mendidik seni agar memiliki keahlian dibidang seni seperti contoh pada sekolah-sekolah seni.

Pendidikan seni sebagai pendidikan dapat mengembangkan anak dari berbagai aspek perkembangan yang berfungsi sebagai pengembangan diri dalam bentuk kognitif, afektif dan pskikomotornya. sebagai contoh perkembangan seni yang dapat mengembangkan kepribadian adalah dengan melaksanakan pembelajaran seni untuk menghaluskan budi pekerti dari anak.

Menurut KI Hajar Dewantara pendidikan memiliki tiga tujuan yaitu: 1) untuk memperhalus budi pekerti, 2) kecerdasan otak, dan 3) untuk kesehatan badan.

Pendidikan Seni Musik

Beberapa pendapat mengatakan bahwa pentingnya pendidikan seni di sekolah guna mengembangkan dan meningkatka kualitas anak didik dalam pendewasaannya. Pada bagian ini akan dibahas tiga pendapat tentang pentingnya pendidikan seni yaitu menurut Ki Hajar Dewantara, Music Education As An Aesthetic Education dan Praxis Philosophy.

  1. Menurut Ki Hajar Dewantara.

Pendidikan musik yang dilandasi oleh musik bangsanya selain musik bangsa lain, diharapkan mampu membentuk manusia yang berbudi luhur. Kehalusan rasa digunakan sebagai pelita untuk mempertajam pemikiran dan menyelaraskan tindakan, baik tindakannya sebagai individu maupun tindakannya sebagai bagian dari masyarakat.

  1. Menurut Music Education as an Aestetic education

Pendidikan musik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan seseorang untuk merespon kualitas estetis yang terdapat pada suatu karya. Aktivitas yang menjadi indikator adanya kemampuan merespon diantaranya ialah mengkritik, memilih dan menentukan musik mana yang disukai, memberi makna terhadap musik yang didengar dan memberi keputusan menolak atau mendengarkan suatu karya musik hingga selesai.

  1. Menurut Praxis philosophy

Pendidikan musik dalam pandangan praxis filosofi memiliki makna membantu manusia mengembangkan kemampuannya untuk memperoleh pengetahuan, berkembang, memiliki harga diri dan identitas diri serta memiliki kepekaan sosial terhadap keragaman budaya.

Dari tiga argumen yang terdapat di atas menentukan pentingnya pembelajaran seni musik disekolah guna membangun jati diri anak dalam prses mereka berkembang. Berbagai aspek yang dapat dilihat dalam pembelajaran seni musik yaitu perkembangan anak, proses berkreatifitas, berinovasi dan lainnya.

Perkebangan anak.

Anak merupakan aset yang dapat digunakan di dalam proses belajar. Dengan melihat perkembangan anak seorang guru akan mampu untuk memahami dan mengerti dengan mereka. Untuk itu beberapa pendapat yang meneliti tentang perkembangan anak tersebut.

Menurut Aristoeles dalam Syamsu (2002:20), perkembangan jiwa anak berdasarkan biologis dapat dibedakan berdasarkan tingkat umur yaitu:

- Usia 0-7 tahun disebut masa anak kecil/masa bermain

- Usia 7-14 tahun disebut masa belajar/sekolah dasar

- Usia 14-21 tahun disebut masa peralihan dari anak menjadi dewasa.

Menurut Utami (1999:1), perkembangan jiwa anak dilihat dari sudut psikolohis dapat dibedakan antara lain:

a. Masa bayi, adalah sejak lahir sampai pada akhir tahun ke dua

b. Masa anak awal, atau masa anak-anak, adalah dari permulaan tahun ke
3-6 tahun, disebut juga masa anak prasekolah. Pada masa ini anak lebih
suka bermain.

c. Masa anak lanjut atau masa anak sekolah antara umur 6 - 13 tahun

d. Masa anak jadi matang secara seksual antara umur 13-18 tahun. Hal ini
juga dikatakan masa peralihan anak ke dewasa.

Adapun ciri-ciri anak masa sekolah adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan membantu diri sendiri, pada masa ini anak sudah dapat
melakukan kebutuhan sendiri, seperti makan, berpakaian dan mandi tanpa bantuan orang lain.

b. Keterampilan sosial, pada masa ini anak dapat membantu orang lain, seperti menyapu rumah, dan menghapus papan tulis di sekolah.

c. Keterampilan sekolah, pada masa ini anak dapat mengembangkan
keterampilan misalnya, keterampilan membaca, menulis, memasak.

d. Keterampilan bermain, pada masa ini anak cenderung meniru bentuk permainan dari kelompok sebayanya, misalnya main bola, berenang, main layang-layang.

Utami menegaskan bahwa pada usia 6-9 tahun dapat dikategorikan pada karakteristik sekolah kelas rendah, dan usia 10-13 tahun dikatakan karakteristik kelas tinggi.

Adapun ciri-ciri anak pada masa sekolah kelas rendah dan kelas tinggi adalah:

a. Masa sekolah kelas rendah

- Pertumbuhan jasmani dan prestasi seimbang

- Tunduk pada permainan tradisional

- Suka memuji diri sendiri dan membandingkannya dengan orang lain

- Tingkat ketekunan rendah, misalnya apabila ia tidak berhasil melakukan
suatu pekerjaan, maka pekerjaan itu dianggap tidak penting.

- Egois, cenderung memaksakan kehendak sesuai dengan
kebutuhannya, tanpa mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki,
misalnya ia berambisi untuk mendapatkan nilai tinggi tanpa berusaha.

- Suka membuat permainan dengan kreasi baru.

b. Masa sekolah tinggi

- Cenderung melakukan pekerjaan yang praktis

- Tingkat rasa ingin tahu tinggi

- Tumbuhnya kesadaran yang tinggi dan tekun untuk melakukan suatu
pekerjaan tertentu.

- Sudah mulai mengevaluasi diri sendiri atas prestasi yang dicapai

- Suka membuat permainan-permainan dengan kreasi baru.

Menurut Purwatiningsih (1999:120-121), bahwa karakteristik anak pada masa sekolah (SD) dapat dibedakan menurut tingkat umurnya yaitu:

1. Tingkat umur 6-7 tahun digolongkan pada kelas rendah

2. Tingkat umur 10-13 tahun digolongkan pada kelas tinggi

Karakteristik Siswa SD tersebut dibafi atas 3 bagian yaitu:

1. Karakteristik secara umum

2. Karakteristik kecerdasan

3. karakteristik sosial



KARAKTERISTIK SISWA SD

Kelas Rendah (6-9 Tahun)

Kelas Tinggi (10-13 Tahun)

Karakteristik Secara Umum

  1. Waktu reaksi lambat
  2. Koordinasi otot tidak sempurna
  3. Suka berkelahi
  4. Gemar bergerak, bermain, memanjat
  5. Aktif bersemangat
  6. Terhadap bunyi-bunyianyang teratur/irama

Karakteristik Secara Umum

  1. Waktu reaksi lambat
  2. Koordinasi otot sempurna
  3. Gemar bergerak danbermain

Karakteristik Kecerdasan

  1. Pusat perhatian rendah
  2. Kemauan berfikir terbatas
  3. Gemar mengulangi macam-macam kegiatan

Karakteristik Kecerdasan

1. Pusat perhatian tinggi

2. Kemampuan berfikir tinggi

Karakteristik Sosial

1. perhatian tinggi terhadap hal-hal yang bersifat drama

2. berkhayal dan suka meniru

3. gemar akan kedaan alam

4. senang akan cerita-cerita (dongeng)

5. sifat pemberani

6. senang jika mendapatperhatian/pujian orang lain

Karakteristik Sosial

1. waktu reaksi lambat

2. tidak suka kepada hal-hal yang bersifat drama

3. gemar pada lingkungan sosial

4. senang pada cerita-cerita lingkungan sosial

5. sifat berani dengan menggunakan logika
































Proses Berkreativitas

Suatu pertanyaan yang sering terdengar dalam benak kita, apa yang dimaksud dengan kreatifitas. Dalam kehidupan sehari- hari kita selalu mendengar istilah kreativitas dan kreatifitas itupun senantiasa menjadikan sesuatu yang berharga dan sesuatu yang memiliki makna besar dalam kehidupan kita.

Banyak para ahli filsafat dan psikolog-psikolog yang menafsirkan dan memberikan pendapat tentang maksud dari kreatifitas, baik dari kalangan seniman, pengusaha, dunia pendidikan, politik, religi dan kalangan lainnya.

Dari kalangan seniman banyak mengatakan suatu modal utama dari sebuah aktifitas berkesenian, dari kalangan pengusaha juga mengatakan bahwa modal sebuah usaha juga dipicu oleh sebuah kreatifitas yang baik, dari kalangan dunia pendidikan mengatakan lemahnya pendidikan juga disebabkan oleh lemahnya kreatifitas guru dalam bidang mengajar, dari dunia politik mengatakan bahwa negara kita kurang memiliki kreatifitas yang baik sehingga kita jauh tertinggal dari negara lain dan malah kita lebih cendrung untuk meniru dari pada berbuat yang baru dan dari kalangan lainnya juga memiliki pandangan yang berbeda pula dari konsep pemikirannya dalam melihat suatu kreativitas.

Pada pendidikan seni musik di sekolah dasar sangat benayak mepengaruhi siswa untuk selalu berkeratifitas, keratifitas dalam pendidikan seni musik berbentuk usaha anak untuk menemukan hal-hal yang baru dengan latar belakang apresiasi dan proses belajar didalam memainkan dan bekerja musik itu sendiri.

Seorang anak akan diminta untuk memainkan salahsatu alat musik, dengan satu kegiatan seperti memainkan alat musik seorang anak akan berusaha untuk menemukan bagaimana cara memainkan yang benar, mencari nada yang pasti teknik bermain yang bagus hingga penghayatan dari sebuah permainan alat yang anak mainkan. Dengan demikian anak akan menjumpai beberapa persoalan dalam bermain musik sehingga dengan berbagai persoalan tersebut anak akan terbiasa dengan menghadapi permasalan-permasalahan pada proses perkembangan mereka.

Proses seperti ini akan memberikan stimulus kepada anak untuk berkreatifitas sesuai dengan perkembangannya dan juga membangkitkan rasa untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalama yang sudah ada.

Sebagai suatu pengalaman yang penulis rasakan, sewaktu pada sekolah dasar. Pada waktu itu berbagai kegiatan kreatifitas dan inovasi yang dilakukan secara berkelompok. Terciptanya sebuah kelompok musik band ala siswa SD dalam bentuk penggunaan alat-alat bekas pakai yang ada dilingkungan dijadikan sebagai alat musik. Kelompok drum tercipta dari kaleng-kaleng, galon minyak besar sebagai bass drum dan tutup lampu petromat sebagai simbal.

Bentuk lainnya pembuatan instrumen gitar, kiboard yang dirancang dengan menggunakan papan seberan yang dicari dengan sekelompok teman pada sebuah perusahaan pengolahan kayu. Berbagai model yang dibaut dengan papan sehingga dapat menyerupai gitar buntungnya bung Roma grup Soneta. Kiboard terbuat dengan bilahan kayu yang diolah sedemikian rupa dengan bentuk yang menyerupai kiboard sesungguhnya dengan merek Roland.

Proses seperti di atas merupakan sebuah ajang kreatifitas dan inovasi yang dilakukan tampa disadari dan sebuah proses yang memiliki makna untuk perkembangan kepribadian anak.

Bentuk perkembangan kognitif yang dilihat dari pengaplikasian diri dari gejala masyarakat dengan pesatnya perkembangan dunia musik. Bentuk seperti ini proses kognitif sangat besar, sebab pada masa ini anak berusaha untuk mengaplikasikan pemikirannya dengan berbagai persoalan-persoalan yang terjadi sewaktu berproses.

Sebagi bentuk afektif yang terjadi pada proses penghargaan terhadap ide-ide teman dan menghadapi permasalahan sosial yang terjadi pada lingkungan, seperti sesama teman, dengan orang tua untuk memberikan kesempatan untuk beraktifitas dan dengan orang-orang yang mereka hadapi sewaktu itu.

Dari asepek psikomotor sudah pasti mereka dapatkan dengan proses anak mengolah bahan-bahan menjadi sebuah hasil karya disamping melahirkan skil motorik pada aktifitas bermain musik.

Berinovasi

Dengan pembelajaran seni musik, anak akan menemukan ide-ide baru yang mereka temukan didalam beraktifitas seni. Menurut udin saefudin saud (2006) Inovasi ialah Suatu ide, barang, kejadian metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil inovasin maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Jika dilihat dari perkembangan anak di atas, sebuah inovasi tentu akan mereka lewati sewaktu bersinggungan dengan pembelajaran musik sebab mereka juga akan berusaha untuk mencari ide-ide dan gagasa baru yang dibimbing oleh gurunya pada proses belajar. Hal ini akan diperkuat dengan kurikulum KTSP pada saat sekarang dengan arti, kurikulumnya telah menuntut anak untuk selalu menemukan dan menemukan secara madiri. Dengan demikian, proses berinovasi dalam pembelajaran musik akan membuka peluang yang sangat besar bagi anak


Sumber:

Atwi Suparman, (1995); Desain Intruksional, PAU Universitas terbuka, Jakarta

Buzan. (2004) ; Otot dan Tubuh, Jakarta.

Komalawati Enung. (2008). Pengembangan Aspek Kreativitas Dalampembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar. Sekolah pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Purwatiningsih, Hartini Ninik, (1999), Pendidikan Seni Tari Drama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Syamsu,(2004) ; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya , Bandung

Saefudin saud udin, (2006). Inovasi Pendidikan. Bahan belajar mandiri. UPIPERS Bandung.

Suyanto slamet (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Hikayat. Yogyakarta

Tim Abdi Guru, (1994), Kesenian untuk SMP kelas VII, : Erlangga. Jakarta


1 komentar:

  1. Ingin tahu cara mendidik anak dengan lagu?
    Klik saja http://www.lagu2anak.blogspot.com
    Ada banyak sekali lagu2 pendidikan yang pantas didengerin anak-anak….dan sangat mendidik karena memiliki nilai moral….

    BalasHapus

Silahkan beri komentar